Depok | mediainovasinews.com Umat Katolik di Kota Depok senantiasa terlibat dalam usaha-usaha untuk mengupayakan kerukunan demi terwujudnya harmonisasi kehidupan sosial di masyarakat, demi terciptanya kesejahteraan bersama (bonum commune).
Untuk itu, Hasan Basri, Kasubbag TU Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Depok, mewakili Kepala Kantor Kemenag Kota Depok, sangat mengapreasiasi dialog kerukunan intern dan moderasi umat Katolik yang diadakan oleh Penyelenggara Bimas Katolik.
Dialog ini diadakan pada Jumat (21/6/24) di Gedung Yohanes Paulus Depok, dihadiri oleh wakil dari Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) Kota Depok, Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Kota Depok, Pemuda Katolik (PK) Kota Depok, Persatuan Wartawan Nasrani (Pewarna) Kota Depok, Kelompok Kerja Katekis Kota Depok, dan Paguyuban MUDIKA.
Penyelenggara Bimas Katolik mengatakan dialog ini bertujuan mempererat silahturahmi, menjalin sinergitas antara Kemenag Kota Depok dan umat Katolik dalam upaya merawat kerukunan, menjaga persatuan dan menjalin persaudaraan.
"Menjadi garam dan terang lewat peran dan keterlibatan, umat Katolik berkomitmen untuk mendukung upaya-upaya positif dalam membangun dan melestarikan kerukunan, persatuan, serta persaudaraan," ujar Antonius Edivati Hasibuan, penyelenggara Bimas Katolik, dalam sambutannya.
"Lewat perannya masing-masing umat Katolik terbuka untuk bekerja sama dengan pihak-pihak manapun yang berkehendak baik," kata Antonius.
Hasan Basri pun menegaskan bahwa dialog kerukunan ini adalah kegiatan amat penting pada saat ini untuk meningkatkan hubungan komunikasi dan sosial di antara umat Katolik. "Pada saat sekarang ini kerukunan, kebersamaan, dan moderasi beragama itu sangat diperlukan oleh masyarakat, dan ini salah satu program prioritas dari Menteri Agama," ujarnya.
Kami harapkan dengan kegiatan ini, komunikasi di antara kita khususnya di kalangan umat Katolik bisa terjalin dengan baik dan kemudian bisa memperluas hubungan baik antar umat beragama," kata Hasan. "Dialog ini menjadi perekat kita, untuk kekompakan, kerja sama, dan komunikasi," lanjutnya.
Andreas Adi Loviantoro, Staf Komisi Kerawam KWI, tampil sebagai narasumber dalam dialog kerukunan kemarin. Dia pun memberi pemaparan luas terkait 3 hal utama--merawat kerukunan, mempererat persatuan, dan menjalin persaudaraan.
Menurutnya, kerukunan perlu terus dirawat untuk menghindari potensi disharmonisasi, demikian persatuan mesti diperkuat juga persaudaraan. "Kerukunan harus dimulai dari internal umat Katolik dulu, sebelum membangun kerukunan dengan umat beragama lainnya tutupnya (Niko)
Karena itu, Adi, kembali menegaskan hal panggilan gereja dalam kehidupan berbangsa sebagaimana ditetapkan dalam Nota Pastoral KWI tahun 2018, dimana gereja dipanggil untuk secara lebih tegas, merawat kesatuan dalam kebinekaan.
Adi menambahkan, Keuskupan Sufragan Bogor pun menetapkan statuta DPP/DKP tahun 2008, di dalamnya ditetapkan dua seksi di gereja yakni Kerawam yang mendorong awam untuk kegiatan kemasyarakatan, dan seksi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAAK).
Share This :
0 komentar